loading... Jangan mudah berjanji, karena janji adalah utang yang harus dibayar. Islam memandang bahwa kewajiban menunaikan janji adalah perkara yang mutlak. Allah Ta’ala berfirmanوَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَYang artinya “Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu terhadap janji itu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” QS An-Nahl 91. Baca Juga Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad perjanjian-perjanjian itu. [Al-Maidah/5 1] Para ulama tafsir menjelaskan tentang ayat ini, “Wahai orang-orang yang mempercayai Allâh dan Rasul-Nya, dan mengamalkan syari’atNya! Penuhilah perjanjian-perjanjian Allâh yang dikuatkan, yaitu beriman kepada syari’at-syari’at agama, dan tunduk terhadapnya. Dan penuhilah perjanjian-perjanjian yang menjadi hak sebagian kamu atas sebagian lainnya, yang berupa amanah, jual-beli, dan lainnya, selama tidak menyelisihi kitab Allâh dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa salam.” [at-Tafsir Al-Muyassar, 1/106]Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirmanوَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Isra’/17 34] Baca Juga Melanggar perjanjian atau ghadar adalah dosa besar . Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya yang berjudul Kabair, memasukan ingkar janji sebagai dosa besar ke-45. Ibnu Hajar Al-Haitami juga menyebut ingkar janji sebagai dalam dosa sisi lain, dalam Al-Quran disebutkan bahwa memenuhi janji termasuk sifat orang-orang bertakwa sekaligus sebab utama dalam menggapai Ta’ala berfirman,Bukan demikian, sebenarnya siapa yang menepati janji yang dibuatnya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.’ QS. Ali Imran 76Menepati janji termasuk sebab mendatangkan keamanan di dunia dan menghindari pertumpahan darah, melindungi hak para hamba, baik yang muslim maupun kafir . Sebagaimana firman Allah Ta’alaوَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ سورة الأنفال 72“Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." QS. Al-Anfal 72Dapat menghapus kesalahan dan memasukkan ke surga. Sebagaimana yang kita dapatkan dalam Firman-Nya, "Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu." QS. Al-Baqarah 40Ibnu Jarir berkomentar, "Janji Allah kepada mereka, kalau mereka melakukan hal itu, maka Allah akan memasukkan mereka ke surga."
Darialqur'an dan sunnah yang shahih disimpulkan bahwa penduduk neraka adalah orang yang musyrik, kafir, dan munafik, orang yang sombong, dan pemimpin zalim, para pezina, dan homoseks, peminum khamer, pemakan riba, dan harta anak yatim tanpa alasan yang benar, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orang yang meninggalkan shalat, zakat, dan shaum, para dayyust, dan orang yang Kita mungkin cukup gegares mendengar pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah hutang. Ternyata, pepatah ini mendalam mengilustrasikan pengertian taki itu sendiri. Janji ialah sebuah ucapan atau persaksian nan bersifat menghubungkan diri sendiri terhadap sesuatu ganjaran yang dia katakan. Karena sifatnya yang mencantumkan, janji ini harus ditepati dan dipenuhi. Intern agama Selam kembali demikian. Janji merupakan sesuatu yang harus ditepati. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Tanda turunan inkonsisten itu ada tiga jika bertutur dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya diberi permakluman dia berkhianat” HR. Bukhari Mukmin. Maka, dari hadis tersebut, tentu kita enggak mau teragendakan ke privat golongan orang munafik akibat gemar ingkar terhadap janji nan dibuat. Kedudukan Janji internal Islam Dari hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas, kita boleh memaklumi bahwa ikrar mempunyai kedudukan yang terlampau penting dalam Islam. Tak boleh kita seenaknya mengucap janji seandainya kita tak merasa yakin boleh menepatinya. Tentang pentingnya menepati taki ini juga ada internal sahifah an Nahl ayat 91 dan 92, nan berbunyi, “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila beliau bertaki dan janganlah beliau membatalkan sumpah-sumpahmu itu sesudah meneguhkannya, sedang sira mutakadim menjadikan Allah perumpamaan saksimu terhadap sumpah-kutuk itu. Sememangnya Allah mencerna segala nan beliau perbuat. Dan janganlah kamu begitu juga seorang upik yang menjelaskan benangnya yang telah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, ia menjadikan sumpah perjanjianmu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya suatu golongan yang lebih banyak jumlahnya berasal golongan yang tidak. Senyatanya Yang mahakuasa semata-mata mengujimu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari Yaumul akhir akan dijelaskan-Nya kepadamu segala nan tinggal kamu perselisihkan itu”. Dari ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk selalu menepati taki. Kalaupun misalnya kita kejedot janji tersebut dengan berbagai macam alasan yang tidak akan diketahui oleh insan enggak, Halikuljabbar Melihat apa yang kita buat. Almalik Maha Mengetahui segala isi lever kita dan Dia akan meminta kita mempertanggungjawabkan ulah itu di akhirat akan datang. Karuan kita harus melihat juga apakah isi perjanjian yang kita buat menunjang ajaran agama alias bukan. Menurut M. Yunan Nasution, ada sejumlah hukum memenuhi ikrar yaitu sebagai berikut Sunnah cak bagi memenuhinya, jika hal yang diperjanjikan tidak diperintahkan maka dari itu agama dan juga tidak mengandung mudharat tertentu seandainya ditinggalkan, baik cak bagi diri sendiri maupun sosok lain. Misalnya, seseorang berjanji pada dirinya sendiri bikin tidak lagi makan makanan pedas. Sunnah untuk tidak memenuhinya, jika taki yang engkau lakukan sudah bukan relevan dengan keadaan dan jika meninggalkan janji tersebut makin segara manfaatnya. Misalnya ketika seseorang bertaki untuk tak melanjutkan kuliah karena ingin berbisnis belaka, semata-mata orang tua kian meridhai engkau bakal kuliah. Jika demikian, anda harus membayar kafarat atas janji alias kutuk nan dia buat dengan berpuasa kafarat 3 hari berendeng-rendeng. Mesti cak bagi meninggalkan janjinya, yaitu ketika ikrar yang dia bagi bertentangan dengan ramalan agama. Pandangan Islam tentang Ingkar Ikrar Ingkar janji yang dimaksud di sini adalah saat seseorang mengingkari janjinya yang lain bertentangan dengan petunjuk agama. Berbuat perbuatan ingkar janji juga bisa berfaedah orang tersebut berbuat kebohongan kepada orang lain. Bagaimanapun, pihak lain yang mendengar ikrar kita sudah lalu memberi pendamping dan bertarget untuk kita menepatinya. Maka, ketika kita mengingkari janji tersebut, orang tersebut pasti akan merasa dibohongi dan kecewa. Alllah subhanahu wa ta’ala mengutuk persisten, melaknat serta akan menolakkan bencana kepada seseorang nan ingkar kepada janjinya sendiri. Bukan saja janjinya kepada Sang pencipta, Allah juga menyumpahi manusia yang melanggar janjinya terhadap hamba allah lainnya. Ingkar terhadap janjinya sendiri ialah keseleo satu sifat hamba allah munafik. Padahal, Tuhan sangat membenci individu kepalsuan. Hal ini tercermin dalam surat An Nisa ayat 145, Allah bercakap, “Alangkah, bani adam-orang nifak itu ditempatkan puas panjang yang paling dasar dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat koteng penolong lagi bagi mereka”. Sebagai umat orang islam, kita harus berkepastian pada musim akhir, dimana setelah itu semua sosok akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di manjapada. Hal ini termasuk semua janji yang koneksi dia untuk pula akan dimintai pertanggungjawabannya saat di alam baka belakang hari. Seperti internal kopi al Isra’ ayat 34, Sang pencipta berfirman, “Dan janganlah kamu menuju harta anak asuh yatim, kecuali dengan cara yang kian baik bermanfaat setakat dia dewasa dan penuhilah janji. Sepatutnya ada janji itu tentu diminta pertanggungan jawabnya”. Patut dengan bilang ayat al Alquran di atas, kita bisa mengetahui bahwa ingkar janji bukanlah termasuk ciri-ciri muslim yang bertakwa. Apalagi, Yang mahakuasa subhanahu wa ta’ala sangat membencinya. Oleh karena itu, hendaknya kita caruk berusaha untuk menepati janji nan pernah kita untuk. Karena Allah pasti Menyaksikan semua perjanjian yang kita buat. Ada bilang manfaat samudra untuk insan nan burung laut menepati janjinya, baik manfaat di dunia maupun di akhirat. Manfaat di mayapada karuan saja substansial hubungan sosial nan kian baik, kepercayaan dari orang tak, yang barangkali akan mendatangkan amanah lain dan bermanfaat sebagai kebun pahala kita. Situasi ini telah tercermin pada ideal yang diberikan maka itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dulu saat mendakwahkan ajaran Islam. Pada saat itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dikenal sebagai sosok yang jujur dan cerbak menepati ikrar. Beliau dan pengikutnya selalu menetapi taki, malah janji yang dibuat dengan kelompok cucu adam kafir. Lega risikonya, peristiwa ini menimbulkan kepercayaan dan berbondong-bondonglah orang yang timbrung Selam. Sedangkan, kebaikan untuk kehidupan akhirat kita adalah Sang pencipta akan menggolongkan kita ke dalam golongan orang yang bertakwa. Dalam al Quran sertifikat Ali Imran ayat 76, Allah mengomong, “Sebenarnya sembarang orang memenuhi janji dan bertakwa, maka sungguh, Yang mahakuasa Menyayangi turunan-makhluk yang bertakwa”.Semenjak ayat tersebut kita bisa mengetahui, jikalau kita selalu menepati taki kita dan bertakwa puas Allah, Almalik akan Memanjakan kita sebagai hamba-Nya nan bertakwa. Tidak hanya bagaikan usaha kita menggapai ketakwaan pada Almalik subhanahu wa ta’ala, menetapi ikrar juga bisa menjadi penyebab dihapusnya dosa kita dan memasukkan kita ke taman firdaus. Hal ini tercermin kerumahtanggaan firman Almalik di surat al Baqarah ayat 40,“Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu”. Beralaskan Ibnu Jarir rahimahullah, janji Allah kepada mereka nan dimaksud ialah Allah akan mengegolkan mereka ke surga jika mereka melakukan hal tersebut. Di awal pembahasan kita sudah lalu memafhumi bahwa Rasulullah bersabda bahwa ingkar janji merupakan pelecok suatu perilaku insan inkonsisten. Ternyata, bukan semata-mata itu, sosok yang mengingkari janji juga akan mendapat laknat Sang pencipta dan malaikat. Pecah Ali polong Abi Thalib radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang tidak memenuhi janji koteng muslim, maka sira mendapat tulah Halikuljabbar, malaikat, dan seluruh sosok. Bukan diterima darinya taubat dan tebusan” HR. Bukhari, 1870, dan Muslim, 1370. Tak cuma sabda di atas, dari Abdullah kedelai Umar radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, Almalik akan tancapkan bendera bagi bani adam yang berkhianat di hari kiamat. Lalu dikatakan, Ketahuilah, ini adalah pengkhianatan si fulan” HR. Bukhari no. 6178 dan Mukminat Dari hadis tersebut, kita tidak mau bukan, kalau dimasukkan ke golongan para pembelot di hari kiamat kelak? Kita semua pasti ingin turut ke internal golongan manusia-cucu adam beriman dan bertakwa di tahun intiha akan datang. Dari pembahasan di atas, kita mencerna bahwa menetapi ikrar adalah hal yang adv amat penting dalam agama Islam. Sebaliknya, ingkar janji adalah perbuatan yang dibenci dan dilaknat maka itu Tuhan subhanahu wa ta’ala, lagi oleh malaikat dan seluruh bani adam. Maka itu karena itu, sebagai seorang mukminat, kita pun harus mengikuti ajaran Selam cak bagi rajin menepati taki. Jangan pernah mewujudkan janji yang kita sempat maupun tidak optimistis bisa kita tepati. Karena taki apapun nan kita lakukan, akan diminta pertanggungjawabannya besok. Sumber DalamIslamAllahtelah membuat janji dengan Bani Israil di dalam Taurat, dengan cara saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. ("Apakah kamu beriman pada sebagian Alkitab) yakni soal menebus tawanan (dan ingkar terhadap sebagian yang lain) agar tidak membunuh, tidak mengusir dan tidak bantu-membantu berbuat dosa dan penganiayaan.Kita mungkin cukup sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah hutang. Ternyata, pepatah ini benar-benar menggambarkan pengertian janji itu sendiri. Janji adalah sebuah perkataan atau pengakuan yang bersifat mengikat diri sendiri terhadap sesuatu ketentuan yang dia katakan. Karena sifatnya yang mengikat, janji ini harus ditepati dan agama Islam pun demikian. Janji merupakan sesuatu yang harus ditepati. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang munafik itu ada tiga jika berbicara dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya diberi amanat dia berkhianat” HR. Bukhari Muslim. Maka, dari hadis tersebut, tentu kita tidak mau termasuk ke dalam golongan orang munafik akibat suka ingkar terhadap janji yang Janji dalam IslamDari hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas, kita bisa mengetahui bahwa janji mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Tidak boleh kita seenaknya mengucap janji jika kita tidak merasa yakin bisa menepatinya. Tentang pentingnya menepati janji ini juga ada dalam surat an Nahl ayat 91 dan 92, yang berbunyi,“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu terhadap sumpah-sumpah itu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah perjanjianmu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu”.Dari ayat di atas, kita bisa mengetahui bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk selalu menepati janji. Kalaupun misalnya kita melanggar janji tersebut dengan berbagai alasan yang tidak akan diketahui oleh orang lain, Allah Melihat apa yang kita lakukan. Allah Maha Mengetahui segala isi hati kita dan Dia akan meminta kita mempertanggungjawabkan perbuatan itu di akhirat kelak. Tentu kita harus melihat juga apakah isi perjanjian yang kita buat melanggar ajaran agama atau M. Yunan Nasution, ada beberapa hukum memenuhi janji yaitu sebagai berikutSunnah untuk memenuhinya, jika hal yang diperjanjikan tidak diperintahkan oleh agama dan juga tidak mengandung mudharat tertentu jika ditinggalkan, baik untuk diri sendiri atau orang lain. Misalnya, seseorang berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi makan makanan untuk tidak memenuhinya, jika janji yang dia buat sudah tidak relevan dengan keadaan dan jika meninggalkan janji tersebut lebih besar manfaatnya. Misalnya ketika seseorang berjanji untuk tidak melanjutkan kuliah karena ingin berbisnis saja, namun orang tua lebih meridhai dia untuk kuliah. Jika demikian, dia harus membayar kafarat atas janji atau sumpah yang dia buat dengan berpuasa kafarat 3 hari untuk meninggalkan janjinya, yaitu ketika janji yang dia buat bertentangan dengan ajaran Islam tentang Ingkar JanjiIngkar janji yang dimaksud di sini adalah ketika seseorang mengingkari janjinya yang tidak bertentangan dengan ajaran agama. Melakukan perbuatan ingkar janji juga bisa berarti orang tersebut berbuat kebohongan kepada orang lain. Bagaimanapun, pihak lain yang mendengar janji kita telah memberi kepercayaan dan berharap untuk kita menepatinya. Maka, ketika kita mengingkari janji tersebut, orang tersebut pasti akan merasa dibohongi dan subhanahu wa ta’ala mengutuk keras, melaknat serta akan menimpakan bencana kepada seseorang yang ingkar kepada janjinya sendiri. Bukan hanya janjinya kepada Allah, Allah juga melaknat manusia yang melanggar janjinya terhadap manusia terhadap janjinya sendiri merupakan salah satu sifat orang munafik. Padahal, Allah sangat membenci orang munafik. Hal ini tercermin dalam surat An Nisa ayat 145, Allah berfirman, “Sungguh, orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”.Sebagai umat muslim, kita harus beriman pada hari akhir, dimana setelah itu semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di dunia. Hal ini termasuk semua janji yang pernah dia buat pun akan dimintai pertanggungjawabannya saat di akhirat kelak. Seperti dalam surat al Isra’ ayat 34, Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik bermanfaat sampai dia dewasa dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya”.Cukup dengan beberapa ayat al Quran di atas, kita bisa mengetahui bahwa ingkar janji bukanlah termasuk ciri-ciri muslim yang bertakwa. Bahkan, Allah subhanahu wa ta’ala sangat membencinya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berusaha untuk menepati janji yang pernah kita buat. Karena Allah pasti Menyaksikan semua perjanjian yang kita beberapa manfaat besar bagi manusia yang selalu menepati janjinya, baik manfaat di dunia maupun di akhirat. Manfaat di dunia tentu saja berupa hubungan sosial yang lebih baik, kepercayaan dari orang lain, yang mungkin akan mendatangkan amanah lain dan bermanfaat sebagai ladang pahala kita. Hal ini sudah tercermin pada teladan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dulu saat mendakwahkan ajaran Islam. Pada saat itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dikenal sebagai sosok yang jujur dan selalu menepati janji. Beliau dan pengikutnya selalu menepati janji, bahkan janji yang dibuat dengan kelompok orang kafir. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan kepercayaan dan berbondong-bondonglah orang yang masuk itu, manfaat untuk kehidupan akhirat kita adalah Allah akan menggolongkan kita ke dalam golongan orang yang bertakwa. Dalam al Quran surat Ali Imran ayat 76, Allah berfirman, “Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang bertakwa”. Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui, jika kita selalu menepati janji kita dan bertakwa pada Allah, Allah akan Mencintai kita sebagai hamba-Nya yang hanya sebagai usaha kita menggapai ketakwaan pada Allah subhanahu wa ta’ala, menepati janji juga bisa menjadi penyebab dihapusnya dosa kita dan memasukkan kita ke surga. Hal ini tercermin dalam firman Allah di surat al Baqarah ayat 40, “Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu”. Berdasarkan Ibnu Jarir rahimahullah, janji Allah kepada mereka yang dimaksud adalah Allah akan memasukkan mereka ke surga jika mereka melakukan hal awal pembahasan kita telah mengetahui bahwa Rasulullah bersabda bahwa ingkar janji merupakan salah satu perilaku orang munafik. Ternyata, tidak hanya itu, orang yang mengingkari janji juga akan mendapat laknat Allah dan malaikat. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan” HR. Bukhari, 1870, dan Muslim, 1370.Tidak hanya hadis di atas, dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, Allah akan tancapkan bendera bagi orang yang berkhianat di hari kiamat. Lalu dikatakan, Ketahuilah, ini adalah pengkhianatan si fulan” HR. Bukhari no. 6178 dan Muslim Dari hadis tersebut, kita tidak mau bukan, jika dimasukkan ke golongan para pengkhianat di hari kiamat kelak? Kita semua pasti ingin masuk ke dalam golongan orang-orang beriman dan bertakwa di hari akhir pembahasan di atas, kita mengetahui bahwa menepati janji adalah hal yang sangat penting dalam agama Islam. Sebaliknya, ingkar janji merupakan perbuatan yang dibenci dan dilaknat oleh Allah subhanahu wa ta’ala, juga oleh malaikat dan seluruh manusia. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita pun harus mengikuti ajaran Islam untuk selalu menepati janji. Jangan pernah membuat janji yang kita tahu atau tidak yakin bisa kita tepati. Karena janji apapun yang kita buat, akan diminta pertanggungjawabannya DalamIslam CNvdNg.