KATAPENGANTAR Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul "Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat" ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD.
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat Makalah Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar Dosen Ismail Akbar Brahma Disusun oleh Shafwaturrijal 55417618 1IA16 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’al yang telah memberikan karunia-NYA kepada kita semua. Terutama kepada penulis, karena atas karunia dan kehendak-NYA penulis dapat menyelasaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah yang berjudul Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah softskill di Universitas Gunadarma. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Ismail Akbar Brahma sebagai dosen Ilmu Sosial Dasar. Penulis juga membuat makalah ini dengan harapan bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi yang membacanya. Kritik dan saran, penulis nantikan agar lebih baik kedepannya. Depok, 04 Januari 2018 Penulis DAFTAR ISI ABSTRAK..................................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1 Latar Belakang............................................................................................. 1 Rumusan Masalah...................................................................................... 2 Tujuan dan Manfaat.................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3 PERBEDAAN KEPENTINGAN................................................................. 3 PRASANGKA, DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME................ 4 PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL / KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT............................................................................. 5 GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERADA DAN INTEGRASI SOSIAL......................................................................................................... 7 INTEGRASI NASIONAL............................................................................. 8 BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11 Kesimpulan................................................................................................. 11 Saran........................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12 BAB I PENDAHULUAN Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku arena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka individu akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri maupun bagi karena itu, akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti; kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, memperoleh prestasi dan posisi, memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya, memperoleh rasa aman dan untuk memperoleh kemerdekaan diri. Seperti yang dijelaskan di atas, apabila individu tidak bisa memenuhi kepentingannya, maka akan terjadi ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan konflik adalah adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi. 1. Apa penyebab terjadinya pertentangn Sosial? 2. Apa yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme? 3. Mengapa permasalahan itu terjadi? 4. Bagaimana cara mengatasi konflik tersebut? 1. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di dalam masyarakat. 2. Mengetahui yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme. 3 3. Latar belakang terjadinya konflik. BAB II PEMBAHASAN PERBEDAAN KEPENTINGAN Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendiriinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara garis besar disebabakan oleh dua faktorr, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. Perbedaan-perbedaan kepetingan itu antara lain 1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang. 2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri. 3. Kepentingan individu untuk memperoleh pengharaan yang sama. 4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi. 5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain. 6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya. 7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman. 8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri. PRASANGKA, DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan-tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Menurut Morgan 1966 sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing. Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Ethosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasi atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri. PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL / KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT Konflik pertentangan mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konlik pun berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu 1 Terdapat dua atau lebih unit/bagian yang terlibat didalam konflik. 2 Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan. 3 Terdapat interaksi antara diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut. Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konfik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang paling luas, yaitu masyarakat. Konflik mungkin realistis maupun tidak realisyis. Konflik yang realistis terkait dengan tujuan rasional, dan konflik terjadi kebenaran atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian tujuan. Dalam konflik yang tidak realistis, konflik tersebut merupakan tujuan itu sendiri. Hampir semua konflik yang berlangsung di dalam kerumitan situasi kehidupan manusia, mempunyai elemen rasional maupun elemen tidak rasional. Lebih jauh lagi konflik-konflik tersebut mungkin fungsional maupun disfungsional pada saat yang bersamaan. Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi 2 Problema Idelogi Bangsa. 3 Problema Kedaerahan atau Minoritas. Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagasi berikut 1 Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik. 2 Subjugation atau domination artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya. 3 Integration intergrasi artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangakan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERADA DAN INTEGRASI SOSIAL a. Masyarakat mejemuk dan nasion Indonesia Masyarakat Indonesai digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia. Masyarakat yang mejemuk tersebut dipersatukan oleh sistem Nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial yang berpusat di kota-kota. Untuk lebih jelas dimukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut. 1 Suku Bangsa dan Kebudayaannnya b. Integrasi Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang berlaku di Indonesia 1 Sistem kebudayaan daerah. 2 Sistem kebudayaan agama, seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha. 3 Sistem kebudayaan Nasional 4 Sistem kebudayaan asing, seperti China, Arab. c. Intergrasi Sosial Intergrasi sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang menpunyai sifat, sikap dan watak yang berdeda. INTEGRASI NASIONAL Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi ini sebenarnya tidak memilki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi in cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan ada yang menempuh strategi politik yang lenih lunak. 1 Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memilih ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation. Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu. Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat reguler. Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang. Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain a. Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. b. Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal lainnya. 3 Integrasi Nasional dalam Perspektif Seperti yang diasumsikan oleh Harsya W. Bachtiar bahwa masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah, tanpa memandang apakah itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik disintegrasi atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi. Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation. BAB III PENUTUP Konflik pertentangan mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial / psikologis. Integrasi nasional bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional Dengan dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kepada pembaca agar bisa memahami dan dapat menerapkan di lingkungan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Drs. H. Abu, dkk. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta Rineka Cipta
PERTENTANGANSOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT INTEGRASI SOSIAL Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosial dasar Dosen Ismail Akbar Brahma Disusun oleh M. kizbudin 53417413 1IA16 FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2018 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah segala rahmatnya sehingga saya bisa menyeesaikan makalah “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca agar dapat mengetahui tentang Pertentangan sosial dan in. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai hambatan. Baik itu yang datang dari dalam diri penyusun maupun yang datang dari luar. Saya juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Jakarta, 03 Januari 2018 Penulis M. Kizbudin DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.........................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................1 Latar Belakang........................................................1 Rumusan Masalah..................................................2 Tujuan.....................................................................2 BAB II PEMBAHASAN....................................................................3 Perbedaan Kepentingan..........................................3 dan Diskriminasi.....................................4 Ethnosentrisme.......................................................6 Pertentangan Sosial................................................7 Integrasi Sosial Integrasi Masyarakat...................9 Integrasi Nasional..................................................10 BAB III PENUTUP...........................................................................12 Kesimpulan..................................................................12 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................13 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan politik, ekonomi, kekuasaan. Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat. Integrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena dipengaruhi oleh faktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, dan efektifitas komunikasi. Rumusan Masalah 1. Apa saja yang terjadi di dalam masyarakat? 2. Mengapa permasalahan tersebut terjadi 3. Apa yang bisa mengendalikan sehingga masalah tersebut terselesaikan? Ada beberapa tujuan dalam penulisan Tugas Makalah ini, beberapa diantaranya adalah 1. Sebagai pengisi nilai tugas dari mata pelajaran Ilmu Sosial Dasar. 2. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di dalam masyarakat. 3. Mengetahui yang melatarbelakangi permasalahan itu mucul. 4. Masyarakat bisa menghindari terjadinya permasalahan. BAB II PEMBAHASAN Perbedaan Kepentingan Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentinganya, yang bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupanya. Jika berhasil aka nada kepuasan dan sebaliknya jika gagal akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya sendiri maupun lingkunganya. Perbedaan lingkungan dan pembawaan individu akan menyebabkan perbedaan dalam kepentinganya, yang dapat berupa 1. Kepentingan untuk memperoleh kasih sayang. 2. Kepentingan untuk memperoleh harga diri. 3. Kepentingan untuk memperoleh penghargaan yang sama. 4. Kepentingan untuk memperoleh prestasi dan posisi. 5. Kepentingan untuk dibutuhkan orang lain. 6. Kepentingan untuk mendapatkan kedudukan dalam kelompoknya 7. Kepentingan untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri. 8. Kepentingan untuk memperoleh kemerdekaan diri. Cara memandang masyarakat yang dapat menimbulkan pertentangan sosial atau konflik dibedakan menjadi empat, yaitu tinjauan dimensi psikologis, tinjauan ideologis, perbedan kepentingan dan pola hubungan antarkelompok. 1. Secara psikologis, pertentangan sosial dapat dikatakan sebagai refleksi dari kondisi psikis manusia dalam kerangka interaksi sosialnya. Struktur energi psikis manusia terdiri dari id, ego, dan super-ego merupakan proses dinamik individu, dimana sering terjadi pertentangan antara kebutuhan dan keinginan ego dengan norma-norma yang dipegang oleh super-ego. 2. Secara ideologis, pertentangan sosial terjadi manakala kelompok-kelompok kepentingan berhadapan dengan satu kelompok elite penentu yang berusaha untuk menegakan suatu ideologi tertentu. 3. Secara politik, perbedaan kepentingan antar kelompok dapat menimbulkan konflik, melalui dua fase yaitu 1 Dis-organisasi yang terjadi karena kesalah-pahaman akibat pertentangan antara harapan dengan standar normatif yang menyebabkan sulitnya penyesuian diri suatu kelompok dengan norma yang ada. 2 Dis-integrasi konflik, yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti timbulnya emosi massa yang meluap, protes, aksi mogok, pemberontakan dan lain-lain. Lima tahapan dis-integrasi adalah sebagai berikut 1 Ketidak-sefahaman anggota kelompok tentang tujuan sosial yang hendak dicapai yang semula menjadi pegangan kelompok. 2 Norma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat lagi dalam mencapai tujuan yang telah disepakati. 3 Norma-norma dalam kelompok dan yang telah dihayati oleh kelompok bertentangan satu dengan yang lainya. 4 Sanksi sudah menjadi lemah, bahkan tidak konsekkuen. 5 Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok. 4. Pola hubungan dan cara pandang antar kelompok sosial. Prasangka dan Diskriminasi Prasangka dan diskriminasi mempunyai dasar pribadi yang mana setiap orang miliki. sejak kecil unsur sikap permusuhan antar manusia sudah nampak. Melalui proses belajar dan semakin banyaknya manusia membuat sikap mereka cenderung membeda-bedakan, dan ini menimbulkan prasangka. Sikap adalah kecenderungan untuk berespons meliputi perasaan atau pandangan, baik secara positif maupun negatif, terhadap orang, objek, atau situasi. Dalam sikap terkandung suatu penilaian emosional yang dapat berupa suka, tidak suka, senang, sedih, cinta, benci, dan sebagainya. Sikap memiliki beberapa komponen, yaitu 1. Kognitif, artinya memiliki pengetahuan mengenai objek, terlepas pengetahuan itu benar atau salah. 2. Afektif, berarti akan selalu mempunyai evaluasi emosional mengenai objek. 3. Konatif, berarti cenderung bertingkah laku bila bertemu dengan objek. Orang yang berprasangka pasti akan bersikap diskriminatif, prasangka menunjuk pada sikap sedangkan diskriminatif menunjuk pada tindakan. Sebagian besar prasangka bersifat apriori, tidak berdasarkan pengalaman sendiri karena merupakan hasil peniruan pola orang lain. Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlalu cepat, berat sebelah dan dibarengi penyederhanaan terhadap suatu realita, jika prasangka diserati agresivitas dan rasa permusuhan, dan tidak bisa disalurkan secara wajar, biasanya orang akan mencari “kambing hiam” objek untuk melampiaskan segenap frustasi dan rasa-rasa negatif, yang biasanya sasaranya adalah kelompok sosial yang lemah, golongan minoritas atau anggota kelompok luar. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi 1. Pendekatan historis dengan latar belakang sejarah. 2. Didasrkan atas teori pertentangan klas, menyalahkan klas rendah yang inferior dan klas atas dianggap memiliki alas an justification untuk berprasangka negative, jelek terhadap klas rendah. 3. Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional. Penyebabnya dibagi menjadi empat, yaitu mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi. 4. Bersumber dari faktor kepribadian. 5. Berlatar belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama, politik, ekonomi, dan ideologi. 6. Pendekatan fenomenologis Ditekankan pada bagaimana individu memandang atau memprespsikan lingkunganya. 7. Pendekatan native. Prasangka ini lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka. Usaha untuk mengurangi / menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain 1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi, 2. Perluasan kepentingan belajar, 3. Sikap terbuka dan lapang, 4. Mengadakan kontak di antara pihak-pihak yang berprasangka, 5. Bermain peran role playing. Ethnosentrisme Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang sekaligus menjadi kebanggaannya, suku dan ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari akan bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan menganggap kebudayaan mereka sebagai sesuatu yang prima, riil, logis sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala sesuatu yang dianggap bertentangan akan dianggap tidak baik ini disebut dengan ethnosentrisme, yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai segala sesuatu yang terbaik. Ethnosentrisme ini dapat menjadi penyebab utama kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Pertentangan Sosial Konflik pertentangan memiliki tiga elemen dasar, yaitu 1. Terdapat dua atau lebih unit yang terlibat dalam konflik. 2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap, maupun gagasan-gagasan. 3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut. Konflik dapat terjadi di lingkungan yang paling kecil, yaitu individu sampai kepada lingkungan yang luas, yaitu masyarakat. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dicegah timbulnya. Konflik tidak langsung menimbulkan ketegangan. Konflik dibagi menjadi konflik laten dan konflik manifest. Yaitu konflik yang belum diwujudkan secara terang-terangan karena pertentangan masih dapat dirasionalkan sehingga untuk sementara harapan ego masih dapat diendapkan. Disebut juga konflik overt, yaitu konflik yang ditunjukan secara terang-terangan ini merupakan kelanjutan dari konflik laten yang melibatkan fungsi-fungsi afektif. Konflik yang menimbulkan ketegangan dibagi menjadi konflik mikro diadik dan konflik makro kolektif. 1 3. Konflik mikro diadik Adalah konflik antar individu dan antar kelompok yang lebih banyak ditimbulkan oleh masalah-masalah ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masalah-masalah yang menyangkut kehormatan dan eksistensi individu dan kelompok. 2 4. Konflik makro kolektif Adalah konflik yang terjadi antar Negara bangsa dalam hubungan internasional. Ini terjadi akibat interaksi antara berbagai kelompok besar yang berkaitan dengan eksistensi kelompok sebagai nation states atau Negara suatu bangsa. Konflik antar bangsa ini biasanya akan lebih cepat menimbulka ketegangan karena dapat menimbulkan emosi massa atau publik yang terlibat. Berbagai bentuk konflik antara kolektivitas-kolektivitas makro antara lain adalah aliansi atau klientasi, konflik bangsa tanpa Negara dan konflik masyarakat majemuk. 1 1. Aliansi dan klientasi Bentuk ketegangan yang disebabkan ketergantungan suatu Negara kepada Negara super power aliansi yang pada umumnya berlaku di bidang ekonomi, politik dan militer. 2 2. Konflik bangsa tanpa Negara Dua bangsa dalam satu Negara yang berbeda ideologi akan cenderung tidak mengakui ekistensi Negara yang didiaminya dan mewujudkan ketidak-pengakuan tersebut dalam bentuk perang saudara. 3 3. Konflik dalam masyarakat majemuk Dalam masyarakat majemuk sering terjadi konflik yang menyebabkan ketegangan, yang timbul karena antarkelompok etnis saling bersaing untuk unggul dalam bidang ekonomi dan politik. Cara pemecahan konflik dapat berupa 1 1. Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat. 2 2. Dominasi, pihak yang mempunyai kekuatan terbesar memaksa pihak lainya untuk menaatinya. 3 3. Suara terbanyak yang di dapat dari voting tanpa memperhatikan argumentasi. 4 4. Konsen minoritas, kelompok mayoritas yang menang namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan. 5 5. Kompromi, semua pihak berusaha mencari jalan tengah. 6 6. Integrasi, pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, di timbang dan ditelaah kembali sampai di capai keputusan yang memuaskan semua pihak. Integrasi Sosial Integrasi Masyarakat Integrasi adalah suatu proses dan hasil kehidupan sosial dan merupakan alat yang bertujuan untuk mengadakan suatu keadaan kebudayaan yang homogen. Integrasi sosial Integrasi Masyarakat diartikan adanya kerjasama dari seluruh angota masyarakat. Integrasi sebagai suatu proses membutuhkan waktu yang relatif lama karena pada prinsipnya integrasi merupakan bentuk penunjukan sikap terhadap suatu keadaan. Integrasi adalah proses mental dalam pembentukan atau penentuan sikap dimana seseorang akan mengikuti tahapan aspek-aspek sikap yaitu Yaitu sikap yang berhubungan dengan gejala mengenal alam pikiran yang berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang kelompok obyek tertentu. Berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti simpati, antipasti, takut, benci, dan sebagainya yang ditujukan pada objek tertentu. Yang berwujud kecenderungan untuk berbuat sesuatu terhadap objek. Sehubungan dengan proses dan aspek mental tersebut maka dalam rangka integrasi dibutuhkan pemahaman dan penghayatan mewarnai pola pikir dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Proses sosialisasi sebagai penunjang proses integrasi merupakan proses aktif untuk mempelajari nilai-nilai, mengadakan penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan serta menimba pengalaman mental . integrasi sebagai proses pasif berusaha menyerap individu-individu dalam satu kelompok sebagai hasil atau tepatnya akibat dari proses sosialisasi tersebut. Langkah pertama menuju integrasi yang dihasilkan oleh sosialisasi adalah adanya kesediaan untuk bekerja sama untuk kepentingan yang sama, dan langkah selanjutnya adalah kesediaan bekerja sama untuk tujuan bersama. Integrasi Nasional Integrasi nasional merupakan masalah yang dialami oleh semua negara yang ada di dunia. Yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapi. Bebrapa permasalahan integrasi nasional antara lain 1. Adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan, yang bersumber dari perbedaan ideologi karena perbedaan falsafah hidup. 2. Kondisi masyarakat yang majemuk 3. Masalah territorial daerah yang seringkali berjarak cukup jauh. 4. Kehidupan dan pertumbuhan partai politik. Indikator pertentangan politik di Indonesia misalnya terjadinya demonstrasi, kerusuhan, serangan bersenjata, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat ir-reguler, Untuk memperkecil dan kalau mungkin menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain diupayakan dengan cara 1. Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara yang terdiri dari berbagai golongan terhadap ideology nasional 2. Berusaha membuka isolasi antar berbagai kelompok, etnis antar daerah / pulau dengan pembangunan sarana komunikasi, infrastruktur, dan transportasi. 3. Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. 4. Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi maupun keturunan asing, antara lain dengan transmigrasi, mutasi karyawan lintas dinas dan lain-lain. 5. Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga Negara. Integrasi nasional sebagai suatu cita-cita nasional maupun cita-cita Negara dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan system cross cutting affiliation dan dengan memperkuat kedudukan ideologi nasional sebagai hasil galian dari akar budaya masyarakat yang heterogen yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai budaya yang memiliki kandungan makna universal, yang mampu memberikan harapan pada berbagai kelompok yang ada, ideologi tersebut harus fleksibel dalam arti mampu menyesuaikan diri dengan pertumbuhan masyarakat serta mampu mempengaruhi masyarakat dalam segala kegiatanya. BAB III PENUTUP Kesimpulan Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup. Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan. Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA - Hanafie, Sri Rahaju Rita. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta CV Andi Offset.
- Λቴጎ аֆеβатեшок
- ጶоድաፋуςεде зоֆе оտαղ ктህпеፈէш
- Пሴхрух вጻրишጳда ዬеዊюμ ኦщዒ
- Ψθ ቦоձጵш ιዣխзв πωφожекл
- Τоτևдымэኄα оснይкαժеб
PertentanganSosial dan Integrasi Sosial. Setelah berdiskusi dan mencari bahan dalam internet dan buku-buku di perpustakaan , akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang ditentukan. Terdapat beberapa masalah yang timbul dalam proses pembuatan makalah ini dapat kami tuntaskan berkat teman-teman. Untuk itu kami berterima kasih
BAB I PENDAHULUAN Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan politik, ekonomi, kekuasaan. Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat. Integrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena dipengaruhi oleh faktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, dan efektifitas komunikasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja yang terjadi di dalam masyarakat? 2. Mengapa permasalahan itu terjadi? C. Tujuan Pembahasan 1. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di dalam masyarakat. 2. Mengetahui yang melatarbelakangi permasalahan itu muncul. BAB II PEMBAHASAN Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya.[1] Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dan kebutuhan sosial atau psikologis. Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain 1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang. 2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri. 3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama. 4. Kepentingan individu untuk memperoleh potensi dan posisi. 5. Kepentingan individu untuk membutuhkan orang lain. 6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya. 7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri. 8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.[2] Permasalahan utama yang jelas tampak dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan Tujuan Sosial dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya. Disinilah tercermin adanya perbedaan kepentingan dalam kerangka tinjauan politik. B. Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme 1. Prasangka dan Diskriminasi Prasangka dan Diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.[3] Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminasi adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminasi pada tindakan. Dengan demikian diskriminasi merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing. 2. Sebab-Sebab Terjadinya Prasangka dan Diskriminasi a. Dilatarbelakangi Oleh Perkembangan Sosiokultural dan Situasional Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi pemutusan hubungan kerja PHK oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya. b. Bersumber dari Faktor Kepribadian Para ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan oleh kepribadian orang-orang tertentu. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri-ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka. c. Berlatar Belakang dari Perbedaan Keyakinan, Kepercayaan dan Agama Dalam hal ini bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik, ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut dapat dikatakan sebagai prasangka yang bersifat universal. 3. Usaha Mengurangi / Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi 1. Perbaikan kondisi Sosial Ekonomi 2. Perluasan kesempatan belajar 3. Sikap terbuka dan sikap lapang 4. Ethnosentrisme Ethnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik dan digunakan tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan budaya lain. C. Pertentangan-Pertentangan Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat Konflik pertentangan mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang bisa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai pada lingkup yang lebih luas yaitu masyarakat. Para penulis seperti Berstein, Coser, Tollet dan Ryland ; Memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan fungsional dan konstrukftif. Konflik mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh yang positif maupun negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia. Di dalam proses-proses pembuatan keputusan terletak metode-metode pengadilan konflik yang dapat digunakan terhadap semua atau setiap konflik Wilson an Ryland, 1969. Adapun cara-cara pemecahan konflik-konflik tersebut adalah sebagai berikut 1. Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri. 2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. 3. Majority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi. 4. Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama 5. Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah Half way. 6. Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.[4] Setelah perang dunia ke II selesai, sejumlah negara di Asia mendapat peluang menyatakan kemerdekaannya, seperti India, Burma, Muangthai, Malaysia dan Indonesia. Pada umumnya negara-negara tersebut dijajah oleh negara-negara barat dengan waktu yang sangat lama. Negara Indonesia sebagai bagian dari negara di Asia tenggara menghadapi beberapa masalah atau problema, setelah mencapai kemerdekaan pada tahun 1945. Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi Seakan-akan merupakan patokan, bahwa negara modern harus menggunakan sistem pemerintahan model barat walaupun UUD 1945 memakai sistem pemerintahan dari barat sebagai modelnya, akan tetapi pernyataan kepribadian bangsa dalam segala aspek nampak jelas semangat UUD 1945 disingkirkan, sementara kelompok yang menginginkan sistem liberalisme mencapai kemenangan tetapi pada juli 1959 dengan dekrit presiden, UUD 1945 diberlakukan kembali. 2. Problema Ideologi Bangsa Sebagai alternatif Indonesia lebih menekankan pencarian ideologi bangsa pada akar budaya bangsa. Pancasila yang digali dari kebudayaan sendiri dapat diterima sebagai idelologi bangsa. 3. Problema Kedaerahan dan Minoritas Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan berpuluh-puluh suku bangsa. Merupakan masalah tersendiri dalam alam kemerdekaan. Minoritas di Indonesia yaitu suku asing keturunan cina, arab dan eropa ternyata merupakan masalah, terutama dalam kehidupan ekonomi dan sosial. D. Golongan-Golongan Yang Berbeda dan Integrasi Nasional 1. Masyarakat Majemuk dan Nasion Indonesia Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa/golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional, yaitu berwujud negara indonesia. 2. Integrasi Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Berikut adalah sistem yang berlaku di Indonesia a. Sistem Kebudayaan Daerah b. Sistem Kebudayaan Agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha c. Sistem Kebudayaan Nasional d. Sistem Kebudayaan Asing seperti Cina, Arab dan Eropa Keempat sistem diatas merupakan unsur dari kebudayaan nasional. Karena itu harus memperjelas dalam hubungan antara a. Kebudayaan atau Kekuatan nasional dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah b. Kebudayaan suku-suku bangsa/daerah dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah lain Variabel-variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi yaitu a. Klaim/Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya d. Prasangka dan Ethnosentrisme Integrasi sosial integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsesus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. E. Integrasi Nasional Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. 1. Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memilih ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation. Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu. Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat reguler. 2. Upaya Pendekatan Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang. Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain a. Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. b. Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal lainnya. 3. Integrasi Nasional dalam Perspektif Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik disintegrasi atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi. Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation. BAB III PENUTUP Di setiap masyarakat pasti muncul pertentangan-pertentangan atau permasalahan-permasalahan, diantaranya 1. Perbedaan Kepentingan yang terdapat dalam diri individu ada 2, yakni kepentingan biologis dan kepentingan sosial/psikologis. 2. Prasangka dan Diskriminasi prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. 3. Sebab-sebab terjadinya prasangka dan diskriminasi a. Dilatarbelakangi Oleh Perkembangan Sosiokultural dan Situasional b. Bersumber dari Faktor Kepribadian c. Berlatar Belakang dari Perbedaan Keyakinan, Kepercayaan dan Agama 4. Ethnosentrisme adalah kebudayaan darinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya. Usaha Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi diantaranya 1. Perbaikan kondisi Sosial Ekonomi 2. Perluasan kesempatan belajar 3. Sikap terbuka dan sikap lapang B. Saran Makalah yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Meskipun demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca, agar dalam menjalani kehidupan sehari-hari selalu melihat konflik maupun pertentangan-pertentangan yang bersumber dari perbedaan secara logis dan realistis, sehingga tidak menimbulkan konflik yang lebih besar yang dapat mengarahkan kita pada perpecahan dalam berbangsa. Semoga makalah yang sederhana ini memiliki manfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta Rineka Cipta, 2009. Bachtiar, Harsya W. Masalah Integrasi Nasional di Indonesia. Jakarta Prisma LP3ES, No. 8, Agustus 1976. M. Munandar, Soelaiman, Ilmu Sosial Dasar. Nasikun. Sistem Pelapisan Sosial Indonesia. Jakarta Rajawali, 1984 Wahyu MS., Wawasan Ilmu Sosial Dasar. [1]Wawasan Ilmu Sosial Dasar, Drs. Wahyu MS., hal. 149. [3]Ilmu Sosial Dasar, Dr. M. Munandar, Soelaiman, hal. 293. [4]Wawasan Ilmu Sosial Dasar, Drs. Wahyu MS., hal. 162.
Dalammakalah ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut tentang perbedaan kepentingan, prasangka dan diskriminasi, Ethnosentrisme dan stereotype, konflik dalam masyarakat, serta integrasi masyarakat dan nasional. Maka dari itu makalah ini cocok dibaca oleh kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum yang cinta terhadap persatuan dan kesatuan
MAKALAH TENTANG INTEGRASI SOSIAL DI SUSUN OLEH KELOMPOK I KETUA 1. ALI YUSUF ANGGOTA SMAN 1 BOLO TAHUN AJARAN 2017/2018 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar belakang disusunnya makalah ini pertama untuk memenuhi tugas, kedua penulis melihat bagaimana pentingnya masalah integrasi social dan mobilitas sosial, itu terbukti jika kita perhatikan disetiap literature kajian tentang sosiologi, maka integrasi dan mobilitas social itu memang penting bagi masyarakat. Karena memang integrasi merupakan suatu pola hubungan yang mengakui tentang adanya perbedaan dalam masyarakat dan dengan adanya mobilitas social kita dapat melihat pergerakan social dalam masyarakat akan terjadi setiap saat. Walaupun makalah ini hanya membahas sepintas saja akan tetapi mengandung penafsiran yang amat luas, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. BAB II PEMBAHASAN Definisi Integrasi Sosial Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur -unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu 1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu. 2. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu. Banton dalam Sunarto, 2000 154 mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras pandangan para penganut fungsionalisme structural, system social senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan social cross-cutting affiliations. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Masalahnya adalah, di sisi yang lain, perbedaan adalah Sunnatullah. Setiap manusia diberikan kebebasan untuk menggunakan akal dan nuraninya untuk mencari jalan yangterbaik menuju Allah. Dalam term ini, Islam Syariah sebagai sistem nilai yan g idiil hampir menemukan kemapanannya. Tentunya kesatuan tauhid akan keesaan Allah dankerasulan Muhammad SAW adalah mutlak. Kemapanan ini akan berbeda ketika sudah memasuki wilayah sosiologis masyarakat beragama. Pentingnya Integrasi Pentingnya Integrasi Nasional munculnya rasa keberamaan ini dilatarbelakangi oleh adanya kesamaan nasib, kebutuhan, kondisi dan cita cita dari beberapa manusia. perasaan yang sama menjadikan mereka tidual mudah untuk diadu domba dan terpecah belah, tetapi memunculkan semangat persatuan dan kesatuan serta semangat untuk berbuat demi kepentingan bersama oleh karna itu membangun integrasi nasional itu sangat penting pada kehidupan bernegara dan juga mewujudkan cita cita, dan tujuan negara bahkan memelihara rasa kebersamaan. Enam faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional yang mantap dan kokoh di Indonesia. sebagai berikut adanya kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan sara dan keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang tumbuh dan berkembang diwilayah nusantara. perbedaan tersebut hendaknya dimaknai sebagai kekayaan dan potensi bangsa bukan dipertentangkanadanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asingadanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asingmampu berperan aktif dalam percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai aspeknyabertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan ideologi nasional pancasila dan UUD 1945menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional seperti bahasa Indonesia, lagi Indonesia Raya, bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila Tujuh cara yang diyakini mampu membangun integrasi nasional sebagai berrikut Anggota masyarakatnya merasa berhasil salign mengisi kebutuhan kebutuhan satu dengan lainnyaterciptanya kesepakatan konsensus berrsama mengenai norma norma dan nilai nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedomannorma norma dan nilai nilai sosial dijadikan aturan baku dalam proses integrasimengembangkan dan membangun kebanggaan akan identitas nasional dalam benruk lambang negara, dasar negara, lagu kebangsaan, bahasa nasional dan bndera nasionalmelaksanakan kegiatan pembangunan yang adil sehingga penigkatan kesejahteraan rakyat meratamembangun rasa keadilan rakyatmenjaga dan membangun rasa aman dan tentram. Kebutuhan Manusia Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut 1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus kesepakatan di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental mendasar 2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial cross-cutting affiliation. Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda cross-cutting loyalities dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas -batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Motivasi Motivasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarah tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri. Motivasi juga bias di bilang dorongan yang berasl dari dalam diri seseorang untuk bertindak. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Meski pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia dan faktor luar lingkungan hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, terdapat dikotomi Motivasi, yakni Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik merupakan dorongan yang secara murni berasal dari dalam diri individu tanpa adanya pemicu atau stimulus dari lingkungan. Sedangkan Motivasi Eksterinsik merupakan motivasi yang sebagian besar dipengaruhi uleh rangsangan dari luar diri individu, yakni lingkungan. Fokus motivasi adalah pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku untuk mendapatkan keinginannya. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, sebab lahirnya motivasi sangat dipengaruhi oleh sifat dasar individu motivasi intrinsik, kenyataan yang diperoleh motivasi ektrinsik, perbuatan yang pernah dilakukan, minat, bakat, angan angan dan cita-citanya. Kepemimpinan Keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk mengelola sumber waktu yang sangat tergambar pada keterampilan komunikasi interpersonal. Pemimpin adalah sumber dan model peran bagi bawahan dalam bagaimana mengelola waktu. Fungsi manajemen termasuk dalam menggunakan sumber waktu secara bijaksana lebih berhubungan dengan produktivitas. Manajer harus mampu memprioritaskan aktivitas fungsional unit untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pemimpin atau manajer yang berhasil mengintegrasikan keterampilan kepemimpinan dan fungsi manajemen; mereka mencapai tujuan unit dengan tepat waktu dan cara yang efisien dalam usaha kerja sama dengan bawahannya. Mereka juga menghargai waktu sebagai sumber unit yang bernilai dan berbagi tanggung jawab untuk menggunakan sumber tersebut dengan bawahannya. Pemimpin atau manajer yang terintegrasi dengan keterampilan manajemen waktu yang baik adalah mampu mempertahankan pengawasan sepanjang waktu dan keterbatasan energi dalam dirinya dan kehidupan profesionalnya. Dalam suatu organisasi, kelompok atau masyarakat pada umumnya pasti ada pemimpinnya. Bahkan, suatu masyarakat yang ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun juga bentuk dan tipe kepemimpinan yang mampu mengarahkan dan memfasilitasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat, sekaligus menegakkan aturan main yang telah disepakati oleh kelompok masyarakat tersebut. Ada korelasi antara tipe kepemimpinan yang berkembang di suatu masyarakat dengan sistem kepemerintahan dalam masyarakat tersebut. Sebagai contoh, sistem kepemerintahan monarkhi akan mengembangkan tipe kepemimpinan yang menempatkan raja sebagai pemimpin tunggal yang bisa jadi memiliki kecenderungan otoriter. Secara konseptual Kepemimpinan leadership dibedakan dengan Kekepalaan Headship. Kepemimpinan merupakan proses interaksi antara seseorang pemimpin dengan sekelompok orang yang menyebabkan orang seorang atau kelompok berbuat yang sesuai dengan kehendak pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Efektivitas seorang pemimpin mensyaratkan agar pemimpin tersebut memperlakukan orang lain dengan baik, sementara memberikan motivasi agar mereka menunjukkan performa yang tinggi dalam melaksanakan lebih mengacu pada hirarkhi pada suatu organisasi yang menyangkut tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang telah ditentukan secara formal. Seorang kepala belum tentu leader, sedangkan seorang leader belum tentu memiliki kedudukan sebagai kepala. BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur -unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. 2. Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu. Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya. b Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan consensus bersama mengenai normanorma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya. c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial. Saran Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. DAFTAR PUSTAKA diakses tgl, 30 Januari 2014 diakses tgl, 30 Januari 2014 diakses tgl, 30 Januari 2014 M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta Erlangga. Maryati, Kun dan Juju Suriawati. 2007. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XI. Bandung Aksara Pratama Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta ESIS.
MAKALAHPERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT. Ditulis Oleh: Unknown Pada Wednesday, June 6, ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD) PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT. Tugas ini dibuat Untuk memenuhi Tugas Ilmu Sosial Budaya dasar (ISBD) Yang dibina Oleh Ibu,Emilda Marta,S.E. Disusun Oleh: BERRI ANAM. 2011.02.02..0010
0% found this document useful 0 votes3 views26 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3 views26 pagesPertentangan Sosial Dan Integrasi MasyarakatJump to Page You are on page 1of 26 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 12 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 17 to 24 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Padakondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita masyarakat
MAKALAH Ilmu Sosial Dasar Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Integritas Oleh kelompok ZULKARNAIN Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Makassar Tahun Ajaran 2013/2014 Kata Pengantar Alhamdulillahirobbil Alamin segala Puji dan Syukur kami Panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Namun kami menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Makalah ini kami membahas mengenai “ Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integritas”. dengan makalah ini kami mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya. Makassar, 17 Juni 2014 Penyusun DAFTAR ISI SAMPUL…………………………………….…….…………………………… i KATA PENGANTAR...........................................................………..…...……. ii DAFTAR ISI…................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN…................................................................................1 A. Latar Belakang…………………………………………………………….1 B. Tujuan…………………………………………..………………………… 1 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 2 A. Pengertian pertentangan social dan ingrasi…………………...….………. 2 B. Pertentangan social dan integrasi…………………………………..…...… 6 C. Penjelasan pertentangan social………...…………………………..……... 6 D. Penjelasan integrasi…………………………………………………....… 14 BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 19 A. Kesimpulan……………………………………………………………… 19 B. Saran……………………………………………………………….…. 20 DAFTAR PUSTAKA………………………………..………………..…… 21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita masyarakat. suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan politik, ekonomi, kekuasaan. Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pertentangan sosial dan integrasi masyarakat, mengetahui teori-teori tentang pertentangan sosial dan integrasi masyarakat, serta membahas masalah-masalah atau studi kasus pertentangan sosial dan integrasi terjadi di lingkungan masyarakat. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian pertentangan sosial dan integrasi a. Pertentangan Sosial Teori Pertentangan sosial adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat. Ada berbagai sumber teori tentang pertentangan social, antara lain 1. Teori Konflik Menurut Lewis A. Coser Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya. Menurut Coser konflik dibagi menjadi dua, yaitu a Konflik Realistis,berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan. Contohnya para karyawan yang mogok kerja agar tuntutan mereka berupa kenaikan upah atau gaji dinaikkan. b Konflik Non- Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan- tujuan saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. Coser menjelaskan dalam masyarakat yang buta huruf pembasan dendam biasanya melalui ilmu gaib seperti teluh, santet dan lain- lain. Sebagaimana halnya masyarakat maju melakukan pengkambinghitaman sebagai pengganti ketidakmampuan melawan kelompok yang seharusnya menjadi lawan mereka. 2. Teori Konflik Menurut Ralf Dahrendorf Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta modifikasi teori sosiologi Karl Marx. Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan dan Kontrol sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama. Menurut Dahrendorf tidak selalu pemilik sarana- sarana juga bertugas sebagai pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas. Bentuk penolakan tersebut ia tunjukkan dengan memaparkan perubahan yang terjadi di masyarakat indutri semenjak abad kesembilan belas. Diantaranya • Dekomposisi Modal Menurut Dahrendorf timbulnya korporasi- korporasi dengan saham yang dimiliki oleh orang banyak, dimana tak seorangpun memiliki kontrol penuh merupakan contoh dari dekomposisi modal. Dekomposisi tenaga. • Dekomposisi Tenaga Kerja Di abad spesialisasi sekarang ini mungkin sekali seorang atau beberapa orang mengendalikan perusahaan yang bukan miliknya, seperti halnya seseorang atau beberapa orang yang mempunyai perusahaan tapi tidak mengendalikanya. Karena zaman ini adalah zaman keahlian dan spesialisasi, manajemen perusahaan dapat menyewa pegawai- pegawai untuk memimpin perusahaanya agar berkembang dengan baik. • Timbulnya Kelas Menengah Baru Pada akhir abad kesembilan belas, lahir kelas pekerja dengan susunan yang jelas, di mana para buruh terampil berada di jenjang atas sedang buruh biasa berada di bawah. Penerimaan Dahrendorf pada teori konflik Karl Marx adalah ide mengenai pertentangan kelas sebagai satu bentuk konflik dan sebagai sumber perubahan sosial. Kemudian dimodifikasi oleh berdasarkan perkembangan yang terjadi akhir- akhir ini. Dahrendorf mengatakan bahwa ada dasar baru bagi pembentukan kelas, sebagai pengganti konsepsi pemilikan sarana produksi sebagai dasar perbedaan kelas itu. Menurut Dahrendorf hubungan- hubungan kekuasaan yang menyangkut bawahan dan atasan menyediakan unsur bagi kelahiran kelas. Dahrendorf mengakui terdapat perbedaan di antara mereka yang memiliki sedikit dan banyak kekuasaan. Perbedaan dominasi itu dapat terjadi secara drastis. Tetapi pada dasarnya tetap terdapat dua kelas sosial yaitu, mereka yang berkuasa dan yang dikuasai. Dalam analisanya Dahrendorf menganggap bahwa secara empiris, pertentangan kelompok mungkin paling mudah di analisa bila dilihat sebagai pertentangan mengenai ligitimasi hubungan- hubungan kekuasaan. Dalam setiap asosiasi, kepentingan kelompok penguasa merupakan nilai- nilai yang merupakan ideologi keabsahan kekuasannya, sementara kepentingan- kepentingan kelompok bawah melahirkan ancaman bagi ideologi ini serta hubungan- hubungan sosial yang terkandung di dalamnya. b. Integrasi Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus kesepakatan di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental mendasar Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial cross-cutting affiliation. Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda cross-cutting loyalities dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial. Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial A. Faktor Internal Kesadaran diri sebagai makhluk social Tuntutan kebutuhan Jiwa dan semangat gotong royong. B. Faktor External Tuntutan perkembangan zaman Persamaan kebudayaan Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama Persamaan visi, misi, dan tujuan Sikap toleransi adanya kosensus nilai adanya tantangan dari luar. B. Penjelasan Pertentangan social a pertentangan sosial I. Perbedaan Kepentingan Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untuk menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya. Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti individu untuk memperoleh kasih sayang. individu untuk memperoleh harga diri. individu untuk memperoleh penghargaan yang sama. individu untuk memperoleh prestasi dan posisi. individu untuk dibutuhkan orang lain. individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya. individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri. individu untuk memperoleh kemerdekaan diri. Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan. Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik mengarah kepada yang positif maupun negatif. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan m enjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi. Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagusnya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan. Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. II. Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme a. pengertian prasangka dan diskriminatif Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri. Prasangka prejudice diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Disisi lain bahasa arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan 1966 sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing. Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri tidak berdasarkan pengalaman sendiri, karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi terlalu menyederhanakan terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat. Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, karena orang-orang macam ini bersikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa latar belakang prasangka. Demikian juga sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif. Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasiDiskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama. Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka. B. Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi 1. Berlatar belakang sejarah. Orang-orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang-orang Negro, berlatar belakang pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak. Bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad. 2. Dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional. Harta kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal. Antara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya. 3. Bersumber dari faktor kepribadian. Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan tertutup. 4. Berlatar belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama. Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia. Sebab-sebab terjadinya prasangka 1. Pendekatan Historis Pendekatan ini berdasarkan teori pertentangan kelas, menyalahkan kelas rendah di mana mereka yang tergolong kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah 2. Pendekatan Sosiokultural dan Situasional a Mobilitas sosial gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya. Artinya kelompok orang yang mengalami penurunan status akan terus mencari alasan mengenai nasib buruknya. b Konflik antara kelompok prasangka sebagai realitas dari dua kelompok yang bersaing. c Stagma perkantoran ketidakamanan atau ketidakpastian di kota disebabkan oleh “noda” yang dilakukan oleh kelompok tertentu. d Sosialisasi prasangka muncul sebagai hasil dari proses pendidikan, melalui proses sosialisasi mulai kecil hingga dewasa. 3. Pendekatan Kepribadian Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai penyebab prasangka, disebut dengan frustasi agresi. Menurut teori ini keadaan frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif. 4. Pendekatan Fenomenologis Pendekatan ini ditekankan pada bagian individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka. 5. Pendekatan Naïve Bahwa prasangka lebih menyoroti obyek prasangka tidak menyoroti individu yang berprasangka. C. Usaha-Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari. D. Pengertian Etnosentrisme Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Etnosentrisme terjadi jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur dengan kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan etnosentrisme seraya menuturkan, “Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat mereka dengan kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita. Kita cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling baik, sebagai yang paling bermoral.” Etnosentrisme membuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik-buruknya kebudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan budaya kita. Ini dinyatakaan dalam ungkapan “orang-orang terpilih”, “progresif”, “ras yang unggul”, dan sebagainya. Biasanya kita cepat mengenali sifat etnosentris pada orang lain dan lambat mengenalinya pada diri sendiri. Sebagian besar, meskipun tidak semuanya, kelompok dalam suatu masyarakat bersifat etnosentrisme. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah, nista dsb. III. Pertentangan social dalam masyarakat Pertentangan mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu 1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat di dalam pertentangan. 2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan. 3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut. Pertentangan merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat, yaitu 1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang. 2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka. 3. Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain. Adapun cara-cara pemecahan pertentangan tersebut adalah 1. Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri. 2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. 3. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi. 4. Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama 5. Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah. 6. Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. B. penjelasan Integrasi IV. golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia. Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi 1. Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya 2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan Tionghoa,arab 3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan 4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka • Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman • Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain 1. perbedaan ideologi 2. kondisi masyarakat yang majemuk 3. masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh 4. pertumbuhan partai politik Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain • Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional • Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi • Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional • Membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing v. Integrasi nasional Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah Mahfud MD, 1993 71. - Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi. - Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. - Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi. - Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan cultural traits mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras harmonis. - Melalui difusi penyebaran, di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Contoh-contoh penghambat integrasi nasional a Perbedaan kepentingan, dengan masyarakat yang majemuk tentu akan menimbulkan pula perbedaan kepentingan antara yang satu dan yang lain, dan bila tidak disikapi secara dewasa hal ini juga dapat menimbulkan gesekan gesekan masyarakat. b Diskriminasi, adalah perlakuan yang tidak adil dan memihak hanya kesatu pihak saja. c Masih berkembangnya paham ethosentris, yaitu paham yang menganggap budayanya adalah yang paling unggul dan merendahkan budaya yan lainnya. d Masih maraknya isu keagamaan dan saling menjelek-jelekkan antara agama yang satu danyang lainnya. e Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan f Bhinneka tunggal ika hanya sebatas wacana namun tidak pernah diterapkan atau di praktekkan. Contoh-contoh pendorong integrasi nasional a Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang. b Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia. c Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit. d Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa. e Adanya rasa senasib dan sepenanggungan f Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas konflik. Pertentangan dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang berbeda, merupakan bagian dari setiap sistem sosial yang dapat dimengerti. Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar. Di setiap masyarakat pasti muncul pertentangan-pertentangan atau permasalahan-permasalahan, di antaranya 1 Perbedaan Kepentingan ada 2 kepentingan dalam diri individu, yakni kepentingan biologis dan kepentingan sosial/psikologis. 2 Prasangka dan Diskriminatif prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan. 3 Ethnosentrisme dan Stereotype Ethnosentrisme kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya. Stereotype gambaran dan anggapan jelek. 4 Konflik dalam kelompok Suatu tingkah laku yang dibedakan emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya. Cara pengendalian dari permasalahan-permasalahan di atas, yaitu melalui integrasi masyarakat dan nasional, yang mengandung pengertian Integrasi Masyarakat adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat. Integrasi Nasional organisasi-organisasi formal melalui mana masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang. B. Saran Konflik sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Namun apabila kita sikapi dengan baik maka konflik tersebut dapat memberikan masukan yang baik terhadap kehidupan. Oleh karena itu, apabila terjadi konflik hendaknya kita menyelesaikan dengan baik agar tidak terjadi konflik yang berkelanjutan antara pihak-pihak yang berkonflik. Daftar Pustaka Add caption
A Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi.
0% found this document useful 0 votes0 views31 pagesOriginal Titlepertentangan sosial dan integrasi masyarakatCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views31 pagesPertentangan Sosial Dan Integrasi MasyarakatOriginal Titlepertentangan sosial dan integrasi masyarakatJump to Page You are on page 1of 31 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 26 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
BBwi2tp. ya32drnuln.pages.dev/255ya32drnuln.pages.dev/242ya32drnuln.pages.dev/302ya32drnuln.pages.dev/90ya32drnuln.pages.dev/32ya32drnuln.pages.dev/230ya32drnuln.pages.dev/226ya32drnuln.pages.dev/392ya32drnuln.pages.dev/20
makalah pertentangan sosial dan integrasi masyarakat